Pesan Kardinal untuk Penerima Sakramen Krisma
Penerimaan Sakramen Penguatan atau Krisma di Paroki Karawaci Gereja St. Agustinus berlangsung hari Minggu, 8 Desember 2019. Total ada 225 orang menerima Sakramen Krisma, yakni sebanyak 223 umat Paroki Karawaci Gereja St. Agustinus dan dua orang dari Paroki Serpong Gereja Santa Monika.
Pada sakramen kali ini, hadir Bapak Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo. Dalam homilinya, ia mengajak seluruh umat yang hadir untuk saling mendoakan, khususnya bagi para penerima Sakramen Penguatan yang akan menerima sapta karunia roh kudus, salah satunya ialah roh pengenalan akan Allah.
Pembahasannya cukup berat, karena dinilai pengenalan akan Allah bisa berbeda, antara Allah yang kita pahami dan alami dalam kehidupan sehari-hari. Paham yang berbeda ini lah akan menentukan perilaku yang berbeda juga.
“Saya yakin kita semua mempunyai pengalaman, ketika perbuatan baik sekecil apapun ternyata sangat berarti bagi orang lain. Itulah namanya mewartakan pengenalan akan Allah yang benar,” ucap Kardinal.
Bapak Kardinal juga mengajak seluruh umat supaya bersama-sama memohon agar keluarga dan komunitas bisa bertumbuh subur atas pengharapan, iman, dan kasih. Kemudian, pada adven ini juga diajak untuk bertumbuh dalam pengharapan, sesuai dengan yang dikatakan oleh Rasul Paulus.
Pengharapan yang isinya damai sejahtera yang akan dibawa oleh Tuhan sendiri. Hampir tidak masuk akal jika digambarkan dalam kehidupan sehari-hari. Damai sejahtera seperti kondisi serigala yang tinggal dengan domba.
Namun keyakinannya tetap, yakni akan datang kabar damai sejahtera semacam itu. Syaratnya, tidak ada lagi yang akan berbuat jahat atau berlaku buruk karena di seluruh bumi penuh dengan kemenangan akan Tuhan.
Hal tersebut merupakan salah satu dari tujuh anugerah roh kudus dan secara khusus, pengenalan akan Tuhan yang tepat adalah tidak ada seorang pun yang berbuat jahat dan busuk. Bagaimana kita mengenal bahwa Allah adalah kasih.
“Semoga kita semua dipimpin dibantu oleh roh kudus sampai kepada pemahaman dan pengalaman yang benar akan Allah dan pada waktunya mewartakan pengenalan akan Allah itu. Itulah syarat supaya harapan kita damai menjadi kenyataan,” tambahnya.